Lirik Lagu - Tomane Pole - Iis Gazali

TOMANE POLE

Cip. Sudirman Sopu
Voc. Iis Gazali

SISSANG DIAYAI TAU
DI BENDI SAU DZI KARAMA'
MUBUI - BUI MATA
MECAWA ARI-ARING

*
MANE TADA'O PALAKANG
POLE DI BANUANNA TAU
MATTAU-TAUNG LAMBAMU
MAI'DI TAMMUISSANG
PURANASAMMITU' LIKKA
IYYA TOMUPODZIATE

DAO TIA BALISA LE'BA'
MAI'DI BANDI PANDENG MAWARRA
DAO TIA BALISA LE'BA'
MAI'DI BANDI PANDENG MAWARRA'

PALATTOI SIPA-SIPA' MANDARMU
NAMARIO NYAWA POPASANANGAMMU

KEMBALI KE *


Lirik Lagu Bugis - Ma'bola Yase' Bulu -Tajuddin Nur

MA'BOLA YASE' BULU

Voc. Tajuddin Nur

IYA TONA MUITAKU
MA'BOLA YASE' BULU
MUKAPAMMA KASI - ASI
MUKAPAMMA KASI - ASI

*
IYATONA MUITAKU
SA'BARA MAMEKKO
MELO'NO PATENRE'
MELO'NO PATENRE'

REFF :
MANYA-MANYAI
SIMELLERE'TA
AJA'KI NAPITTOI MANU'
MANYA-MANYAI
WARAMPARAMMU
AJA'KI LEPPAMMI BAWANG

KEMBALI KE *   KEMUDIAN LANJUT DI REFF.


Lirik Lagu Mandar - Tomerrawung di Bendi - Andi Andika

TOMERRAWUNG DI BENDI

Voc. Andi Andika

innaimo toana'
merrawung pole diwendi
ma'bayu mamea
ingga pondo' belua'na

*
uwui-wui' mata
mi'a landura'  dise'dena
peca-pecawanna
bulan tallu pendai'na
peca-pecawanna
bulan tallu pendai'na

Reff :
uli'mu kandi'
mapute malanynying
uli'mu kandi'
mapute malanynying
poetang dipilismu
belo-belona
pecawammu

mane pissangngo' uwita
tappa mongea' mating
rapango bedadari
mi'a talle diolou
tenna' nauitadzi
oroanna boyammu
naleppang banda'
tandi-tandi mandundu

Kembali ke *.................lanjut Reff......selesai.


Lirik Lagu Bugis - Botting Elo' Indo' Ambo' - Subaedah Agus

BOTTING ELO' INDO' AMBO'
Voc. Subaedah Agus
Cipt. Arman Dian Ruzandah

I........YA' NARO WELANG PELANG
I........YA' NARO TASALAI
PADANI WAE MASSOLO
MASSOLO' TENREWE' TONA

KEGANI KASI' UTARO
SIRI'NA NYAWAKU
SIWENNI PURATA' BOTTING
TEPPA MA'DE'KI MABELA

*
MEMANG TANIA ELO'KU
INDO' AMBO'KU MAPPOJI
MAKKITA WARAM PARAMMI
NATARIMA DUTANA
MAKKUNI KU TOBOTTING
ELO'NA PAJAJIATTA

REFF:
ENGKARO KASI' MAPPOJI
LAO RIALEKU
NADE'NA RITANGKE
PURATONI U PABOLE
MINASA PAJAJIAKKU
TURUSI MANANG ELO'NA
TANIA IA' MADOSA
TANNIA IYA ..........
MADORAKA RIALENA

KEMBALI KE *


Lirik Lagu - Sara Tojanda - Iis Gazali

SARA TOJANDA

Voc. Iis Gazali
Cipt. H. Baharuddin. C

MASAE USA'DING
MONGE'NA NYAWAU
SAWA' TO UASAYANGNGI
LAMBA TAMMEMBALI'

*
DINIMA' IYAU
MASARA ATEU
SALILIA' MATING
DIBATANG ALAWEMU
DIBATANG ALAWEMU

DINIMA' TODZI IYAU
TUO MASARA NYAWA
LULUARE' KINDO' KAMA'.......
TANDIANG ASAYANGANNA

REFF :
TENNA' NAUWISSANGNGI
MUA' TUOA' MASARA
BAWAMA' TODZI' MATING
SIOLA BATANG ALAWEMU
I'DAMI UTAHANG
AMONGEANG NYAWAU
I'DAMI UTAHANG
SALILI'U MATING

KEMBALI KE *







Contoh Daftar Riwayat Hidup




DAFTAR RIWAYAT HIDUP
 
I.                   Nama                                :
II.                Tempat                              :
III.             Jenis kelamin                    :
IV.             Agama                               :
V.                Pendidikan terakhir         :
VI.             Alamat                              :
VII.          Pekerjaan                           :
VIII.       Riwayat pendidikan            :

No
Nama Sekolah
Tahun Lulus
Tempat Lulus
Ijazah / STTB
Ket.
Nomor
Tanggal
Pejabat
1
2
3
4
5
6
7
8
1.
2.
3.
4.








IX.             Suami / Istri
No
Nama Lengkap
Tanggal lahir
Tempat Lahir
Keterangan
1
2
3
4
5
1.
2.
3.
4.














Silahkan di edit sesuai kebutuhan, semoga bermanfaat.

 

Cerita Rakyat - Muka Si Tukang Daging

MUKA SI TUKANG DAGING

Muka Si Tukang Daging
Ch’ien Meihsi mencatat cerita tentang Hsueh Ch’ingkuan, seorang tukang jagal kambing. Dia menjalankan toko kecilnya sendiri yang menjual kambing dan sup kambing. Kelezatan sup kambingnya yang terkenal menyebar luas membawa banyak pelanggan. Beberapa orang bahkan melakukan perjalanan berhari-hari untuk memakan supnya, dan mereka semua pulang dengan puas.

Dengan usaha seperti itu, Hsueh menjadi kaya dalam waktu singkat.
Beberapa temannya yang beragama Buddha memberitahu kepadanya untuk tidak membunuh lebih banyak kambing. “Kau telah menghasilkan cukup uang. Jangan serakah. Kita bukan binatang buas di hutan. Membunuh hewan adalah kejahatan serius terhadap alam. Kau tidak dapat lolos darinya. Cepat atau lambat perbuatan burukmu akan dibalas, dan saat itu tidak peduli berapa banyak pun uang yang kau miliki, tidak akan berguna.”

“Hsueh, mengapa kau tidak menggunakan uangmu untuk diinvestasikan ke jenis usaha yang lain? Kau tetap dapat menghasilkan banyak uang, dan pada saat yang sama kau dapat bertobat dan melakukan perbuatan-perbuatan baik untuk memperbaiki segala kejahatanmu. Kalau tidak, kau akan berada dalam kesulitan, bahkan anak cucumu akan terkena akibatnya.”

Tidak ada orang yang suka mendengar nasihat baik. Hsueh hanya mendengus dan bersikap meremehkan, “Saya terlalu pintar untuk percaya pada dongeng nenek-nenek. Jangan berpikir kau bisa menakut-nakutiku dengan dongeng-dongeng ini! Kejahatan terhadap alam! Tidak masuk diakal!”
Ketika Hsueh berumur empat puluh tahunan, dia terkena penyakit aneh. Mulutnya mulai menggelayut ke depan, dan dagunya memanjang. Pandangan matanya bodoh. Sungguh, dia kelihatan seperti seekor kambing!

Tidak lama kemudian semua orang di sekitar rumahnya mengetahui kalau Hsueh Ch’ingkuan kelihatan seperti seekor kambing. Mereka semua datang untuk melihatnya sendiri. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepadanya, tapi setiap hari, orang-orang datang untuk melihat Hsueh. Kemudian mereka akan berpaling pada teman-teman mereka dan saling berbisik-bisik dan menganggukkna kepala. Hsueh sebentar saja sudah capek diperlakukan demikian! Tidak ada dokter yang bisa menolongnya, tetapi mereka semua setuju, dia kelihatan seperti kambing!

Hsueh amat frustasi sampai-sampai dia berpikir dia akan menjadi gila, tapi dia terlalu angkuh untuk mengakui kalau dia mungkin telah bersalah. Dia menolak untuk mengakui bahwa mungkin dia seharusnya tidak membunuh begitu banyak kambing.

Akhirnya, dalam sebuah perjalanan bisnis ke Anhui, dia jatuh ke sungai dan tenggelam. Tidak ada yang menemukan mayatnya.

Hal yang menyedihkan adalah mestinya Hsueh tidak usah menderita malu dan mati mendadak. Jika dia tidak sedemikian serakahnya dan lebih bersedia untuk mempertimbangkan kata hatinya, dia dapat hidup lama dan bahagia.

Tetapi uang, kebodohan, dan kekeraskepalaan lebih berharga untuknya daripada kebahagiaan, kesehatan, dan kebijaksanaan.

Cerita Rakyat - Kisah Seekor Kelinci Yang Suka Beramal

Kisah Seekor Kelinci Yang Suka Beramal

Cerita ini menggambarkan sampai dimana keikhlasan seekor binatang dengan amalnya.

Dahulu kala Sang Bodhisattva dilahirkan kembali sebagai seekor kelinci. Tempat tinggalnya di dalam rimba raya yang penuh dengan pohon-pohon yang rindang dan daun-daunnya yang berwarna hijau sepanjang masa. Rumahnya di dalam lubang kecil di tepi sungai. Karena tabiatnya yang halus dan peramah, maka semua penghuni hutan itu menjadi sahabatnya.


Oleh karenanya ia merasa sangat bahagia. Tambahan lagi ia mempunyai tiga sahabat yang sangat akrab, yaitu seekor anjing air, seekor serigala dan seekor kera. Mereka merupakan empat serangkai yang tidak terpisahkan dan selalu bersama-sama. Seperti kata pepatah “ringan sama dijinjing berat sama dipikul”.
Tidak ada satupun di antara kawan-kawannya yang mengira, bahwa kelinci itu bukanlah kelinci yang biasa. Mengapa demikian? Ya, karena kelinci itu demikian sederhananya, dan tingkah lakunya pun tidak berbeda dengan binatang-binatang lain.

Tetapi kita tahu, bahwa kelinci itu adalah penjelmaan dari Buddha yang akan datang. Sebab itu ia memiliki sifat-sifat yang luhur. Dan keluhuran budinya itu ditunjukkannya dengan sederhana sekali. Tetapi yang terpenting baginya ialah menjalankan kebajikan beramal. Pada tiap-tiap kesempatan ia selalu menganjurkan supaya kawan-kawannya berbuat amal.
Karena sangat rajin selalu menganjurkan berbuat amal, maka kelinci itu sangat menarik perhatian binatang-binatang lain. Hali ini sampai pula terdengar di khayangan, tempat tinggal para para dewa, terutama dewa Cakra, yang memerintah semua dewa-dewa sangat tertarik kepada kelinci itu. Timbullah pertanyaan pada diri Sang Cakra, apakah kelinci itu yakin benar akan apa yang dianjur-anjurkannya tentang kebajikan beramal. Maka tidaklah tertahan lagi keinginannya untuk mengetahui hal itu, lalu dicarinya akal untuk mencoba keyakinan sang kelinci.
Dengan maksud itu ia turun dari khayangan dan menjelma menjadi seorang pendeta yang sudah tua usianya. Badannya dibuatnya berkerut dan sengsara seperti orang tua yang banyak menderita, miskin dan lapar.
Demikian pendeta itu sampai di hutan tempat tinggal kelinci. Tidak jauh dari rumah kelinci, ia merendahkan diri dan merintih-rintih minta tolong.

Seperti telah diterangkan di atas, kelinci itu selalu bersama kawan-kawannya. Demikian juga sekarang. Ketika mereka mendengar suara orang merintih minta tolong, berlari-larilah keempat binatang itu menuju tempat datangnya suara. Dan apakah yang mereka lihat? Seorang pendeta yang sudah tua, badannya kurus kering dan kepayahan.
Ibalah hati keempat binatang itu melihat kesengsaraan orang tua, apalagi seorang pendeta yang suci. Bertambahlah terharu mereka melihat sang pendeta hampir meninggal karena sangat lapar dan dahaga.
“Tunggulah,” kata mereka, “Kami akan mencarikan makanan dan minuman.” Ya, memang demikianlah, mereka harus mencari dahulu jika hendak makan dan minum. Anak-anak tentu mengerti juga, bahwa binatang-binatang hutan itu tidak mempunyai apa-apa di rumahnya. Mereka harus mencari makanan di mana-mana. Dan di mana saja terdapat makanan, di situlah mereka makan sampai kenyang.
Demikianlah, maka tidak lama kemudian si anjing air kembali dengan membawa tujuh ekor ikan. Ikan-ikan itu diberikannya semua kepada sang pendeta. Kemudian datanglah serigala membawa seekor kadal dan sedikit susu asam. Si kera datang pula dengan membawa beberapa buah mangga yang lezat-lezat. Dan akhirnya datanglah kelinci……
Anak-anak tentu mengira kelinci itu membawa makanan yang enak-enak pula, bukan? Sebab tidaklah dia yang selalu menganjur-anjurkan supaya orang menjalankan amal! Tetapi, apa yang terjadi? Kelinci tidak membawa apa-apa. Satu butir makanan pun tidak ada padanya. Memang hari itu hari sial baginya. Dengan tangan hampa ia berdiri di hadapan orang tua itu. Ia sangat malu, lebih-lebih terhadap kawan-kawannya.
Dalam hati ia berkata, “Ah, benar-benar binatang tidak berguna aku ini! Aku yang seringkali berbicara tentang kebajikan beramal, tetapi kenyataannya aku tidak mampu memberikan apa-apa kepada orang suci ini. Orang tua yang sangat memerlukan pertolongan dengan segera? Satu-satunya yang dapat kuamalkan kepadanya hanyalah badanku sendiri. Dan ini harus kulakukan!”

Karena pendeta itu sebenarnya adalah dewa Cakra, maka ia dapat mengetahui pikiran orang lain. Oleh karena itu mengertilah ia akan maksud kelinci itu. Tetapi sebagai pendeta ia dilarang membunuh makhluk. Sekarang yang perlu diketahui ialah, apakah kelinci itu benar-benar menyerahkan badannya sebagai makanan? Dikumpulkannya beberapa batang kayu dan dibakarnya. Kemudian dengan diam ia memandang kepada kelinci.

Dengan tidak berpikir panjang lagi kelinci itu meloncat ke dalam api yang menyala-nyala. Dan matilah ia dengan ikhlas dan bahagia, dengan keyakinan, bahwa perkataan-perkataannya tentang amal telah dibuktikannya dengan perbuatan.

Dan untuk memperingati perbuatan kelinci yang penuh keikhlasan dalam menjalankan amalnya, maka dewa Cakra menganugerahi kepadanya keputusan untuk menghias menara istana-istana para dewa. Dan anak-anak pun bisa melihatnya di bulan purnama.




Contoh Surat Keterangan Ahli Waris




SURAT KETERANGAN AHLI WARIS


Yang bertanda tangan di bawah ini masing-masing adalah ahli waris dari Almarhum :

''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''


Menerangkan dengan sesungguhnya dan sanggup diangkat sumpah bahwa Almarhum ..................... bertempat tinggal terkhir di .................... Kec. ................... Kabupaten ............................ Provinsi ....................., telah meninggal dunia pada hari .............., tanggal ..................... dari perkawinannya secara Islam dengan suaminya bernama ......................dan meninggal dunia pula pada hari ............. tanggal ................... dan mempunyai 3 orang anak sebagai ahli waris yang syah adalah : 

  •   HAMDAN       
  •   SUKRIAH 
  •   SUKMAN   
Demikian kami 3 (tiga) orang anak adalah ahli waris yang syah dari mendiang Almarhum ............................... dan apabila dikemudian hari ternyata Surat keterangan Ahli Waris ini tidak benar, mak kami selaku ahli waris yang tersebut namanya diatas akan menanggung segala resikonya yang timbul di kemudian hari sesuai dengan hukum yang berlaku di NKRI.
 
       .............., 31 Maret 2014

PARA AHLI WARIS

  •          HAMDAN                                           …………………………………….

  •      SUKRIAH                                           .……………………………………

  •      SUKMAN                                           …………………………………….

SAKSI-SAKSI


          1.   JUNAEDI                                                             2.   BAHARUDDIN

 Nomor .                                                                        Nomor .

 Mengetahui Camat ........................                               Kepala Desa ...................








( ....................................... )                                          ( ......................................)

Pangkat : Penata

Nip. ................................

      Demikian Contoh Surat Keterangan Ahli Waris yang sudah saya share kali ini semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Wassalam


 
 
Copyright © 2013 MANDAR LUYO - All Rights Reserved
Status Panel Admin
Jam Sekarang
Tanggal
Salam Sapa :
Status Admin :
User :
Free Backlinks