Oleh : Asmat Riady Lamallongeng
Kupeluk dan kubujuk engkau anak
Lewat sekeping lagu
Agar tangis yang menyesakkan nafasmu
Hilang bersama sebuah pedih dihatimu
Malam telah larut melena manusia di pembaringan
Sementara lagu ini mengalun, membuaimu
Pejamkan matamu, anak
Tidurlah nyenyak , agar mimpimu indah
Tentang hari secerah hari ini
Tentang damai sedamai masa kini
Telah kulihat suatu masa menantimu diujung waktu
Bila engkau merangkak dewasa menggeluti
bumi yang telanjang
Bumi yang tak membutuhkan sebuah lagu
seperti ini
Namun ketika itu banyak wajah pucat
Berpaling mencari sesuatu yang tak tentu
Malam telah larut melena manusia di pembaringan
Juga kelelawar di pepohonan
Sampai disitu, sebuah kenyataan sederhana
Melebur bulan, matahari dan bintang
Agar dunia semakin kosong dan hitam
Lagu ini lagu Ayah dan Bunda
Bukan menekan emansipasi kewanitaanmu
Sebab itu adalah eksistensi yang mencampakkan
maknamu jadi abadi
Disana, di panggung kehormatan
Kuharap engkau anak, tetap menyanyikan lagu ini
Di hari-hari mendatang
Akan lahir seribu lagu seperti ini
Tapi jangan biarkan seuntai syair ini
Tercecer untuk melukiskan
Sedih yang panjang
Ujung Pandang, 9 Februari 1969
Ditulis kembali Oleh : Amin Baharussalam
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Asmat Riady Lamallongeng /
Puisi
dengan judul "Puisi - Sekeping Lagu - Asmat Riady Lamallongeng". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://luyokita.blogspot.com/2013/12/puisi-sekeping-lagu.html.