SIKAP TERHADAP DAMFAK GLOBALISASI
Sudah siapkah kalian menghadapi damfak globalisasi?. Sikap-sikap apakah yang ahrus kalian persiapkan untuk menghadapi adanya damfak globalisasi? Simak baik-baik penjelasan berikut!
Berdasarkan kenyataan yang ada, era globalisasi pada abad ke-21 ditandai perubahan dalam segenap aspek kehidupan. Dalam bidang ideology, kehancuran komunisme di Eropa Timur memungkin liberalism dan kapitalisme mendominasi dunia. Dalam bidang politik, pengaruh Negara-negara besar sulit dielakkan. Dalam bidang ekonomi, perdagangan bebas menyebabkan produksi local terpental. Dalam bidang social budaya, pola hidup dan budaya hedonism (maunya enak, senang saja) mewarnai semua lapisan dan lingkungan masyarakat. Dalam bidang pertaanan-keamanan, penguasaan teknologi persenjataan bukan lagi jaminan keamanan, meainkan cenderung menjadi ancaman. Ciri-ciri di atas menandai perubahan di era globalisasi.
1. Faktor Pendukung dan Penghambat Bangsa Indonesia Memasuki Era Globalisasi
Bangsa Indonesia tidak terlepas dari arus globalisasi. Untuk itu, bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dalam menghadapi arus globalisasi. Bangsa Indonesia dalam memasuki era globalisasi dipengaruhi oleh dua factor, yaitu factor pendukung dan penghambat.
a. Faktor pendukung
Agar bangsa Indonesia dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, perlu diciptakan suasana atau iklim yang mendukung kita untuk mengadapi arus globalisasi, antara lain sebagai berikut.
1. Suasana Keterbukaan
Bangsa Indonesia hendaknya tidak menutup diri dari segala apa yang dating dari luar, baik itu kemajuan iptek, pola hidup, pola piker, dan berbagai konsep yang siap pakai untuk suatu pembaruan. Akan tetapi, keterbukaan ini bukan berarti terbuka selebar-lebarnya, tanpa melalui proses penyaringan. Kita harus terbuka tetapi tetap harus dapat menyeleksi, mana yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan mana yang tidak.
Suasana keterbukaan juga dimaksudkan terbuka dalam berbagai bidang kehidupan, baik politik, ekonomi, social budaya, maupun dalam bidang lain. Akan tetapi, tetap dalam kerangka kesetiaan terhadap bangsa dan Negara.
2. Menhargai hasil karya orang lain
Orang akan merasa tertantang untuk melakukan inovasi apabila hasil karyanya dihargai. Hal ini sangat menguntungkan bagi kemajuan hidup kita, sehingga kita tidak selamanya harus mengim penemuan-penemuan baru dari Negara-negara maju. Untuk itu, iklim demikian perlu dikembangkan.
3. Meningkatkan pendidikan masyarakat
Diakui ataupun tidak, pendidikan memegang peran penting dalam upaya meningkatkan daya saing suatu masyarakat atau bangsa, Di era globalisasi, bangsa Indonesia dihadapkan apada persaingan yang sangat tajam. Unutk itu, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, baik secara akademis maupun secara social-emosional. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas ini hanya dapt dilakukan melalui peningkatan pendidikan.
4. Sitem mobilitas social terbuka
Dengan system mobobilitas social terbuka, namusia Indonesia memiliki hak yang sama untuk berkembang dan meningkatkan derajat serta martabat hidupnya, tanpa dihalang-halangi. Kondisi seperti ini sangat mendorong bangsa kita untuk berpacu meningkatkan kualitas hidup dirinya, dan ini tentu kondusif (mendukung) untuk meningkatkan daya saing bangsa kita dalam percaturan internasional.
b. Faktor Penghambat
Kalian mungkin merasakan bahwa dalam memasuki era globalisasi masih terdapat beberapa penghambat. Adapun penghambat yang dimaksud, antara lain sebagai berikut.
1. Suasana ketertutupan
Di tengah-tengah suasana globalisasi, masih ada sekelompok manusia menutup diri dari pengaruh luar. Hal ini tentu bukan tanpa alasan. Namun, ketertutupan terhadap dunia luar tidak akan membawa kemajuan. Sebaliknya, suasana dan sikap tertutup akan menyebabkan kita tertinggal jauh dari bangsa-bangsa laijn, ternyata Jepang menjadi bangsa yang tertinggal jauh dari Negara-negara lainnya. Untung Jepang segera sadar dan membuka diri melalui restorasi Meiji. Akhirnya sekarang Jepang menjadi Negara maju. Berkenan dengan hal tersebut, kita pun hendaknya jangan menutup dari kemajuan, tetapi harus tetap waspada dari pengaruh negatifnya.
2. Kebergantungan pada pemerintah
Untuk menuju kepada masyarakat modern, diperlukan sikap mandiri segenap rakyat. Akan tetapi, hal itu masih perlu diperjuangkan bangsa Indonesia. Sikap bergantung kepada pemerintah merupakan cermin dari sikap pesimis, hal ini sangat mengganggu bagi kemajuan suatu masyarakat atau bangsa.
3. Berbagai sikap mental yang lemah
Ada sebagian masyarakat Indonesia yang masih suka main potong kompas, yakni mencapai sesuatu dengan berbagai cara, tanpa peduli cara tersebut dibenarkan atau tidak oleh aturan/undang-undang/hokum/agama. Sikap seperti ini tentu sangat menghambat kemajuan. Selain itu, masih ada sebagaian rakyat Indonesia yang mengandalkan orang lain dalam mendapatkan sesuatu. Tidak sedikit pula orang Indonesia yang menggampang-gampangkan persoalan dan menilai sesuatu dari mudahnya saja. Orang menghargai sesuatu karena itu langsung punya nilai materi baginya, kalau tidak demikian, orang tidak mau terlibat di dalamnya.
Berdasarkan uraian tersebut, bangsa Indonesia dalam memasuki era globalisasi harus meningkatkan factor pendukung dan mengurangi factor penghambat.
2. Sikap terhadap Damfak Globalisasi
Untuk menghadapi proses globalisasi yang semakin berkembang pesat ini, kita harus memiliki sikap selektif. Sikap selektif adalah sikap manusia untuk berhati-hati, waspada, memilih, dan memperhatikan semua perkembangan globalisasi yang berkibat pada perobahan kehidupan. Sikap selektif harus kita lakukan terhadap globalisasi, baik aspek positif maupun negative. Kita dapat menerima aspek positif dengan dengan terbuka. Globalisasi bukan merupan sebuah pilihan, melainkan kenyataan. Globalisasi juga juga bukan merupakan opsi yang dapat dipertimbangkan, melainkan realitas yang mau tidak mau harus dihadapi.
Di era globalisasi, kita dituntut untuk bekerja sama dan sekaligus bersaing dengan Negara dan bangsa lain.. Dalam menghadapi perkembangan yang demikian inilah, kita harus mulai dengan membebaskan diri dari mentalitas “katak dalam tempurung”. Namun, kita juga harus tetap selektif memilih aspek positif yang sesuai dengan nilai idiologi, sosio-kultur ataupun agama di masyarakat kita.. Kita harus berusaha keras untuk menghuindari dan tidak menerima semua aspek globalisasi tersebut. Globalisasi merupakan sesuatu yang baik karena mendorong kita untuk berkembang maju, namun jangan samapai globalisasi justru akan memperburuk kehidupan kita. Kita harus bersikap aktif menyeleksi semua proses globalisasi yang masuk.
Beberapa bentuk usaha yang dapat kita lakukan untuk menghadapi globalisasi, antara lain sebagai berikut :
a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan;
c. Meningkatkan pendidikan;
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
e. Meningkatkan kualitas produksi dalam negeri agar dapat bersaing;
f. Meningkatkan kinerja dan etos kerja yang tinggi.
3. Menetukan Sikap terhadap Globalisasi
Pada saat ini semua bangsa sedang berada di tengah era globalisasi, tak terkecuali bangsa Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia berusa untuk mempersiapkan diri agar tidak ketinggalan dengan Negara lain dalam persaingan di era globalisasi ini. Contoh sikap bangsa Indonesia di era globalisasi baik di bidang politik, ekonomi, social, dan budaya serta hokum adalah sebagai berikut.
a. Bidang Politik
Sikap bangsa Indonesia di bidang politik, misalnya
1. Menegakkan prinsip-prinsip demokrasi yang baik;
2. Meningkatkan hubungan dan kerja sama internasional;
3. Berpartisipasi aktif dalam percaturan politik dunia untuk perdamaian.
b. Bidang Ekonomi
Sikap bangsa Indonesia di bidang ekonomi misalnya
1. Meningkatkan kemapuan kualitas bangsa untuk bersaing secara intenasional;
2. Meningkatkan mutu produksi dalam negeri agar dapat bersaing di pasar bebas;
3. Meningkatkan pendapatan per kapita penduduk.
c. BIdang Budaya
Sikap bangsa Indonesia di bidang social dan budaya, misalnya.
1. Berpartisipasi dalam kegiatan social internasional seperti PMI;
2. Pelestarian kegiatan-kegiatan social-budaya yang telah menjadi tradisi masyarakat;
3. Mengadakan pertyukaran pelajar anatar Negara.
d. Bidang Hukum
Sikap bangsa Indonesia di bidang hokum, misalnya.
1. Mematuhi peraturan hokum dan perjanjian internasional;
2. Ikut serta meratifikasi perjanjian hokum internasional;
3. Melaksanakan dan menegakkan hak asasi manusia;
4. Menghormati mahkamah internasional dan peradilan internasional.
Di era globalisasi, perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) terutama teknologi komunikasi sudah sedemikian rupa sehingga tidak dikenal lagi batas wilayah dan territorial. Hal itu berkibat lalu lalang informasi dan budaya antar bangsa idak bias dibendung dan sampai di hadapan kita, sudah begitu cepatnya sehingga sulit untuk dielakkan. Pada situasi demikian maka ketahanan bangsa di bidang ideology, politik, ekonomi, sosial –budaya, dan pertahanan-keamanan mutlak dilakukan. Begitu pula upaya memilih mana yang sesuai dengan budaya kita dan dan mana yang tidak, harus dilakukan filter utama yang dijadikan pedoman dalam menyaring itu semua. Filter utama tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah nilai-nilai agama dan budaya bangsa yang luhur.
Pada sisi lain, kita perlu melakukan upaya-upaya penangkalan terhadap terhadap pengaruh buruk dari derasnya arus masuk budaya yang merusak nilai-nilai dan moral bangsa, terutama generasi muda baik yang datang melalui media massa maupunilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi kemauan mengendalikan diri.
Dalam kaitan inilah kita perlu mengembangkan dan meningkatkan nilai-nilai dan sikap arif bijaksana, yang meliputi: kecerdasan mengambil hanya hal-hal yang bermanfaat, kepekaan terhadap pengaruh yang buruk, teliti dan penuh perhitungan akan akaibat yang mungkin timbul, serta bertanggung jawab dalam nenerapkannya pada kehidupan. Selain itu, juga nilai-nilai berpikir matang, dinamis, berkemauan keras, kreatif, serta percaya diri.
Dalam kondisi seperti itu, hanya orang, masyarakat, bangsa dan Negara yang memiliki kualitas sajalah yang berpeluang memenangkan persaiangan. Kunci untuk mencapai hal itu diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan didukung oleh teguhnya pendirian, loyal pada bangsa dan Negara, terikat pada tekad berani mengambil resiko, berdisiplin, bertanggung-jawab, dinamis, dan berkemauan keras, cinta pada tugas, dan semua itu dilakukannya sebagai sebagai wujud cinta pada tanah air.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam menghadapi era globalisasi diperlukam sikap selektif baik aspek positif maupun negative yang disesuaikan dengan nilai-nilai jati diri bangsa.
Semoga Contoh Makalah ini bisa bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Contoh /
Makalah
dengan judul "Makalah-Sikap Terhadap Damfak Globalisai". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://luyokita.blogspot.com/2014/02/makalah-sikap-terhadap-damfak-globalisai.html.