BUAT SEBUAH KETUPAT DAN SEPOTONG ROTI
Oleh : Asmat Riady Lamallongeng
Perempuan tua dengan dengan wajah pucat, kujumpai
Di lorong-lorong Pusat pertokoan
Duduk dengan kaleng susu berkarat di tangannya
Sesekali matanya yang redup melihat sepatu
Mengkilap dan slop bertumit tinggi
Tangan terulur, kaleng berkarat di guncang-guncang
“ Nak, buat sebiji ketupat dan sepotong roti “
Lalu kurogoh saku celanaku
Kusodorkan padanya
Sebiji logam
Kulihat hatinya jatuh, menadah logam
Dengan seulas senyum manis sekali
Perempuan tua dengan wajah pucat, pernah
Kujumpai tidur di trotoar di bawah pohon akasia
Tidur di trotoar di bawah pohon akasia
Tetapi tak lagi mengguncang
Kaleng-kaleng berkarat
Tak lagi berucap “ buat sebiji ketupat dan sepotong roti “
Kini ia menghadap dengan pasrah
Kehadirat Tuhannya
Dan semua tingkah manusia dibawanya serta
Yang membentak,
Yang mencela,
Yang menyepak,
Yang tak memberinya sebiji ketupat
Dan sepotong roti
Perempuan tua dengan wajah pucat
Kini engkau telah pamit dari dunia yang bengis
Namun di hatimu penuh dengan catatan
Tentang,
Manusia takbur,
Manusia loba,
Manusia korupsi,
Munafik
Kafir
Dan manusia yang tak memberi makan si miskin
Ujung Pandang, 1978
Dari : Yudha Minggu Sfort & Film Jakarta No. 432 06 April 1980
Ditulis kembali oleh : Amin Baharussalam
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Asmat Riady Lamallongeng /
Puisi
dengan judul "Puisi - Buat Sebuah Ketupat dan Sepotong Roti - Asmat Riady Lamallongeng". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://luyokita.blogspot.com/2014/02/puisi-buat-sebuah-letupat-dan-sepotong.html.