Oleh : Asmat Riady Lamallongeng
Gontai sekali langkahku dipagi buta
Menyusuri selokan berbencah
Ketika aku memburu lembaran kumal
Berserakan
Dan kaleng-kaleng bekas
Di emper-emper pertokoan
Separoh dari hatiku
Seperti saja tumpah
Padahal di telapak tanganku yang kerempeng
Kubaca sesercah nasib, seperti ini
Seperti mereka
Setiap hari menggantang peri, mengais mimpi
Keranjang tua dan kaleng puntung itu
Sebentar lagi
Kulego di trotoar
Dekat pelabuhan Makassar
Buat kutukar dengan biji logam
Dengan angka limah puluh
Dalam perjalanan pulang ke gubukku
Ku lukis wajahku dengan arang dapur
Sampai tak ada keringat meleleh di dadaku
Di gubukku yang mulai rebah
Kujemput anak-anakku dengan wajah bopeng
Sementara logam-logam gemerincing
Di saku celanaku
Lima puluh kali lima, kali anak-anakku
Sementara istriku menatapku dalam-dalam
Sebab hutang-hutangnya pada tetangga
Belum juga terbayarkan
Begitulah hasratku di dunia
Membantai diriku
Menyusuri lorong-lorong kehidupan
Bercanda dan bergulat dengan nasib
Sementara maut seperti berlomba
Menguber usiaku
Yang semakin mendekati pantai
Tetapi
Manis di hatiku menetes terus
……………..Seperti madu…………….Makassar, 3377
Dari : Coretan di Lembaran Kumal
Ditulis kembali oleh : Amin Baharussalam
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Asmat Riady Lamallongeng /
Puisi
dengan judul "Puisi - Manis di Hatiku Menetes Seperti Madu - Asmat Riady Lamallongeng". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://luyokita.blogspot.com/2014/02/puisi-manis-di-hatiku-menetes-seperti.html.