Kalimat - kalimat Kias dalam Bahasa Bugis

KALIMAT-KALIMAT KIASAN
DALAM BAHASA BUGIS
Dikumpulkan oleh : Asmat Riady Lamallongeng

1. Madécéng taro ada
Bagus tutur katanya. Dikiaskan kepada orang yang dalam bertutur kata sopan dan santun, membuat orang yang mendengarkannya merasa senang.

2. Madécéng taro jari
Bagus buatannya. Dikiaskan kepada orang yang pintar membentuk sesuatu, atau dalam mengerjakan sesuatu selalu apik.

3. Mmadécéng kalawing ati
Bagus pikirannya. Dikiaskan kepada orang yang selalu berpikiran jernih dan tidak berprasangka kepada sesama.

4. Matareng cawilé
Tajam bagai sembilu. Dikiaskan kepada orang yang tidak bisa menyelesaikan suatu pekerjaan, atau orang yang pada mulanya bersemangat dalam suatu usaha namun kemudian kendor tanpa
hasil.

5. Mallila pararang
Memiliki lidah seperti biawak. Dikiaskan kepada orang yang tidak tetap dalam perkataannya, gampang mengadu domba antara orang yang satu dengan orang lain.

6. Mareppak pinceng
Pecah bagaikan beling. Dikiaskan kepada orang yang jatuh dalam usahanya (bangkrut) hancur berkeping-keping.

7. Maté collik
Mati pucuknya. Dikiaskan kepada orang merintis sebuah usaha dan sebagainya, tetapi tidak berlanjutalias gagal.

8. Mapella tai manuk
Panas bagai kotoran ayam. Sama maksudnya dengan “maté collik”.

9. Maruttung taratak
Berjatuhan dari tempatnya bertengger. Dikiaskan kepada satu rumpun keluarga yang mengalami musibah berupa wabah penyakit dan sebagainya dan beberapa orang meninggal dunia.

10. Billak dék bosinna
Kilat saja tanpa ada hujannya. Dikiaskan kepada orang yang besar omongannya tapi tidak ada buktinya.

11. Mabbéré sikkuk
Memberi sikut. Dikiaskan kepada orang yang memberi sesuatu kepada orang lain tapi kemudian diambil kembali.

12. Macolék golla cellak
Langsing bagai gula merah. Bentuk gula merah dalam masyarakat Bugis yaitu kedua ujungnya lancip, tapi tengahnya besar. Dikiaskan kepada perempuan yang sedang hamil besar.

13. Maté lumpa lumpanna
Mati pada usia muda. Dikiaskan kepada anak laki-laki yang meninggal dunia sebelum menikah.

14. Mabbulo sipeppak
Bagai sebatang bambu. Dikiaskan kepada sekelompok orang yang bersatu padu dalam menyelesaikan masalahnya.

15. Makkaréso alu
Bekerja bagaikan alu. Dikiaskan kepada orang yang bekerja keras, tetapi orang lain yang menikmati hasilnya.

16. Matinro manuk manuk
Tidur bagaikan burung. Dikiaskan kepada orang yang mengalami banyak masalah sehingga tidak dapat tidur nyenyak.

17. Mallékkek daoureng
Mengangkat dapur. Dikiaskan kepada sekelompok masyarakat yang meninggalkan kampung halamannya bersama keluarganya.

18. Maddaucculing sawa
Memiliki telinga ular anaconda. Dikiaskan kepada orang yang tidak mendengarkan apa yang diperintahkan kepadanya.

19.Mappésona buruk
Pasrah tanpa usaha. Dikiaskan kepada orang yang pada saat mengalami musibah, tidak berupaya untuk menyelamatkan diri dan sebagainya.

20. Mabburak malik
Hanyut bagaikan batang pisang. Sama maksudnya dengan “mappe’sona buruk”.Artinya kepasrahan yang tidak disertai upaya-upaya penyelamatan.

21. Mangasa bangkung puppuk
Menajamkan parang tumpul. Dikiaskan kepada orang yang menasehati atau memberi pelajaran kepada orang yang lambat dalam berpikir.

22. Makkanré bebbuk
Makan bagaikan rayap. Dikiaskan kepada orang yang kelihatan berhati baik, tetapi memiliki niat untuk merugikan orang lain.

23. Maretto suriang
Patah bagaikan lidi ijuk (suriang). Dikiaskan kepada orang yang dalam mengeluarkan pendapat tidak bisa dibantah atau dipertanyakan lagi.

24. Macacak wali
Runcing kedua ujungnya. Dikiaskan kepada orang yang dalam pergaulannya suka mengadu domba antara orang yang satu dengan yang lainnya.

25. Masumpampali
Memiliki dua pintu. Sama maksudnya dengan “macacak wali”.Artinya tidak memiliki kepastian dalam menentukan pendapat, atau tidak konsisten dalam pergaulan.

26. Malampék pabbekkeng
Panjang ikat pinggangnya. Dikiaskan kepada orang yang dalam merencanakan sesuatu terlalu banyak pertimbangan, sehingga lamban cara kerjanya.

27. Maddennek kaluku lupa
Jatuh bagai kelapa tak berisi. Dikiaskan kepada orang yang jatuh dalam usahanya dan tidak dapat bangkit kembali.

28. Malluluk tédomputa
Menyeruduk bagaikan kerbau buta. Dikiaskan kepada orang yang kalap dan menerobos kerumunan orang, tanpa memperhatikan akibatnya.

29. Mappétawu lolo
Membuat pematang baru. Dikiaskan kepada orang yang baru memulai usaha dan belum berkembang.

30. Mammata jonga
Matanya seperti rusa. Dikiaskan kepada orang yang kelihatan ketakutan, sehingga cara memandangnya liar.

31. Maddennuwang asé kapa
Mengharapkan padi yang hampa. Dikiaskan kepada orang yang berharap keuntungan, ternyata yang diterima adalah kerugian semata.

32. Massadda tinpo reppak
Suaranya bagaikan tabung pecah. Dikiaskan kepada orang yang pada saat bernyanyi suaranya parau.
33. Masséddi rumpu api
Menyatukan asap api. Dikiaskan kepada dua orang mempelai yang menyatukan tempat pesta pernikahannya.

34. Makkakkang temmakatek
Menggaruk tapi tidak gatal. Dikiaskan kepada orang yang merasakan kekecewaan didepan orang banyak.

35. Makkanré racung puppuk
Bagaikan racun berbahaya. Dikiaskan kepada usaha-usaha yang dilakukan seseorang yang membuat orang lain menderita.

36. Macenning tebbu
Manisnya bagaikan tebu. Pangkal tebu rasanya manis, tapi ujungnya hambar. Dikiaskan kepada orang yang pada mulanya bersifat manis, tapi akhirnya menaruh kebencian.

37. Mappasitola angkangulung
Mengganti bantalnya. Dikiaskan kepada seorang suami yang meninggal isterinya, lalu menikah lagi dengan saudara isterinya.

38. Mappasikenna kapang
Menyesuaikan dengan dugaan. Dikiaskan kepada orang yang menuduh seseorang berdasarkan dugaannya atau pikirannya.

39. Mappasiduppa rapang
Mempertemukan pengalaman. Dikiaskan kepada orang-orang yang melakukan pertemuan untuk bertukar pikiran.

40. Mallaleng ribungkae’
Berjalan diatas lumpur. Dikiaskan kepada orang yang melalui suatu perjuangan hidup yang sulit.

41. Maté riallémpongenna
Mati di kubangannya. Dikiaskan kepada orang yang mendapatkan suatu peristiwa atau masalah dalam pkerjaan yang sedang dilakukan. Contoh, seseorang yang meninggal dunia karena minuman keras dsb.

42. Simalireng tessibétta
Sama-sama hanyut dan tidak saling mendahului. Dikiaskan kepada dua orang yang memiliki sifat atau wajah yang sama.

43. Sianréang laiyya
Saling memakan jahe. Dikiaskan kepada dua orang yang bermusuhan dan sulit untuk didamaikan atau dipertemukan.

44. Sinok sitéreng 
Sama-sama turun dan sama-sama naik. Dikiaskan kepada dua orang yang bersahabat dan tidak pernah berpisah.

45. Siotok siléwureng
Sama-sama bangun dan sama-sama baring. Dikiaskan kepada dua orang suami isteri yang rukun dan damai.

46. Sanréri aju tabuk
Bersandar pada kayu lapuk. Dikiaskan kepada orang yang mengandalkan seseorang unuk menolongnya, ternyata harapannya salah.

47. Silallo tessirapik
Saling mendahului dan tidak saling mencapai. Dikiaskan kepada keadaan orang perorang, masing-masing punya keunggulan.

48. Liseri baka sebbok
Mengisi keranjang bocor. Dikiaskan kepada orang yang menyimpan barang atau menitip sesuatu kepada orang lain yang ternyata disalah gunakan.

49. Katulu tulu temmatinro
Bermimpi tapi tidak tidur. Dikiaskan kepada orang yang menginginkan sesuatu yang sulit untuk dicapai.

50. Reppak pennéna
Pecah piring nasinya. Dikiaskan kepada orang yang diberhentikan dari sauatu pekerjaan yang telah merupakan sumber kehidupannya.

41. Sianré balé
Saling memakan bagai ikan. Dikiaskan kepada keadaan suatu masyarakat yang saling bermusuhan dan tidak mengenal adat istiadat.

42. Tenrisseng rumpu apinna
Tidak dikenal asap apinya. Dikiaskan kepada orang yang tidak diketahui asal usulnya.

43. Rikabbetti tanruk tédong
Dicubit seperti tanduk kerbau. Dikiaskan kepada orang yang memiliki sifat pelit dan sulit untuk memberi.

44. Cora uleng teppatappari
Cahaya bulan yang tidak menyinari. Dikiaskan kepada seseorang yang memiliki kemampuan, tetapi tidak pernah membantu orang lain.

45. Ribatireng anak tencaji
Dipesankan kepada anak yang belum lahir. Dikiaskan kepada orang yang pada masa hidupnya tidak pernah atau jarang berbuat baik terhadap sesamanya.

46. Ripitték katana barek
Dipilih bagaikan antah beras. Dikiaskan kepada orang yang memiliki berbagai keahlian dan sulit ditemukan samanya.

47. Mabbowong cumpak urina
Berkudung kelihatan pantatnya. Dikiaskan kepada orang yang selalu menutupi kesalahannya yang kecil, tapi kesalahan yang besar malah lebih terungkap.

48. Naéppoi miccu puténa
Menduduki ludahnya. Dikiaskan kepada orang yang mencelah sesuatu, tetapi pada suatu waktu dia menyukainya lagi.

49. Manré dongik tai tédong
Makan seperti burung pipit, buang kotoran seperti kerbau. Dikiaskan kepada suatu usaha yang lebih banyak ongkosnya dari pada hasilnya.

50. Sicalakeng tangek
Saling menutup pintu rumah. Dikiaskan kepada dua orang yang bermusuhan dan tidak akan saling mengunjungi lagi.

51. Sitongkokeng lowa tana
Saling menutup periuk nasi. Dikiaskan kepada dua orang yang bermusuhan dan tidak akan saling
memberi/membantu.

52. Mau molé bukkuk toni
Walau sehat tapi tetap bungkuk. Dikiaskan kepada dua orang yang pernah bermusuhan dan berusaha untuk berbaikan kembali. Walaupun sudah berbaikan, tapi tetap ada dendam lama.

53. Kaliki tasak maputé batunna
Pepaya masak putih batunya. Dikiaskan kepada seorang perempuan yang belum menikah, tapi diketahui pernah keguguran.

54. Anynyarang puppuk galang nakédo balakang
Kuda yang sudah sangat tua, tapi masih seperti kuda remaja. Dikiaskan kepada orang yang sudah berkeluarga, tapi masih seperti anak muda.

55. Mau marakko laiyyaé mapesséto
Walau sudah kering, jahe itu tetap pedas. Dikiaskan kepada orang yang sekeluarga, meskipun kelihatan berjauhan atau kurang harmonis, tapi bila salah satunya yang kena musibah, pasti yang lainnya ikut merasakan.

56. Aju maluruémmi riala pare’wa bola
Hanya kayu yang lurus dapat dijadikan ramuan rumah. Dikiaskan kepada orang yang akan mengangkat seorang pemimpin, agar pilihannya dijatuhkan pada tokoh yang memiliki sifat-sifat ; jujur, cerdas, adil dsb.

57. Masengngisengngik téména
Dikiaskan kepada seseorang laki-laki yang memiliki keberanian dan disegani dalam kelompok masyarakat tertentu.

58 Sapu ripalek paggangkanna
Dikiaskan kepada seseorang yang memiliki keinginan yang terlalu banyak (serakah), tetapi pada akhirnya tida ada yang berhasil.

59. Lolok léngeng
Merayap dengan punggungnya. Dikiaskan kepada orang yang melakukan pekerjaan yang sia-sia, karena tidak sesuai dengan keahliannya.

60. Ada anak-anak
Artinya suatu berita atau persoalan yang tidak layak dipercaya, karena diucapkan oleh anak-anak.

61. Lalo lakkang
Lakkang adalah sejenis tumbuhan yang tidak berbuah, jadi lalo lakkang dikiaskan kepada perempuan yang tidak pernah menikah.

62. Mappauk tenri tanai
Menjawab sebelum ditanya, dikiaskan kepada orang yang berbicara tanpa dipikirkan akibatnya.

63. Ripatudang gajang ritappik
Didudukkan sebagai keris dipinggang. Artinya dijadikan pembantu utama dalam menghadapi kesulitan. Misalnya menjadi pembantu utama dalam perang.

64. Ripatudang riyasek
Diberi kedudukan di atas, artinya dihargai sebagai seorang yang memiliki keahlian dsb.
Like This Article ?
Comments
0 Comments

0 komentar

 
 
Copyright © 2013 MANDAR LUYO - All Rights Reserved
Status Panel Admin
Jam Sekarang
Tanggal
Salam Sapa :
Status Admin :
User :
Free Backlinks