(Kalender Hitungan 20 Hari)
Oleh : Asmat Riady Lamallongeng
1. Pong, 2. Pang, 3. Gumawa, 4. Wajing, 5. Wungawunga, 6. Tellettuk, 7. Angnga, 8. Webbok (Bebbok), 9. Wage, 10. Cempa (Ceppa), 11. Tullé, 12. Ariyéng, 13. Beruku, 14. Panirong, 15. Mauwa, 16. Dettiya, 17. Soma, 18. Langkarak (Lakkarak), 19. Jempati, 20. Tumpakalé (Polébola).
Dalam masyarakat Bugis Kutika Bilangeng Duappulo dijadikan pedoman untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti ; acara pernikahan, memulai menanam padi atau jagung, naik rumah baru, dan lain-lain yang dianggap penting.
Adapun hari yang dianggap baik untuk melaksanakan pernikahan, adalah sebagai berikut ;
1. Apabila pernikahan jatuh pada hari Gumawa (Lumawa), pasangan ini akan selalu berbahagia dan sehidup semati.
2. Apabila pernikahan jatuh pada hari Webbok (Bebbok), isteri tidak pandai bertahan dan menunggu apabila ditinggalkan. Juga tidak pandai mengurus rumah tangga termasuk memelihara anak-anak.
3. Apabila hari pernikahan jatuh pada hari Wage, pasangan ini cepat memiliki keturunan dan cepat mendapatkan rezeki dan hidup bahagia.
4. Apabila pernikahan jatuh pada hari Cempa (Ceppa), pasangan ini akan meningkat satu sama lain, gelora cinta senantiasa terasa oleh keduanya.
5. Apabila pernikahan jatuh pada hari Tulé, pasangan ini selalu memiliki kepastian, tidak mudah putus asa.
6. Apabila hari pernikahan jatuh pada hari Ariyéng, pasangan ini banyak kebahagiaan dan rezeki selalu meningkat.
7. Apabila hari pernikahan jatuh pada hari Beruku, pasangan ini dengan cepat mendapatkan keturunan dan selalu dalam keadaan bahagia.
8. Apabila pernikahan jatuh pada hari Panirong, pasangan ini diliputi kebahagiaan, selalu menemukan keberuntungan dan isteri pandai dalam hidup bertetangga.
9. Apabila pernikahan jatuh pada hari Mauwa, pasangan ini akan selalu saling mengasihi dan cepat memiliki keturunan, isteri pandai dalam hidup bertetangga.
10. Apabila pernikahan jatuh pada hari Dettiya, pasangan ini akan diliputi suasana yang kurang baik dan selalu mengalami permasalahan dalam rumah tangga, karena karakter keduanya panas.
11. Apabila hari pernikahan jatuh pada hari Soma, pasangan ini akan saling mencintai, sakinah penuh gelora asmara. Seperti yang jatuh pada hari Tullé.
12. Apabila pernikahan jatuh pada hari Jémpati, cepat memiliki keturunan keduanya senantiasa diliputi oleh rasa bahagia.
Bagi masyarakat Bugis pernikahan adalah suatu hal yang sakral dan merupakan pengukuhan dua orang yakni pria dan wanita yang diikat dalan kesatuan utuh dan hidup bersama, melanjutkan keturunan serta bahagia hingga akhir hayatnya. Pernikahan juga membutuhkan perencanaan yang matang karena merupakan kelanjutan masa depan keduanya.
Satu hal yang selalu menjadi perhatian bagi masyarakat Bugis dalam proses pernikahan, yakni penentuan hari pernikahan. Bagi masyarakat Bugis menentukan hari pernikahan itu sangat penting, karena dari peristiwa tersebut kedua pasangan (suami – isteri) dapat memperoleh kebahagiaan. Kutika Bilangeng Duappulo, adalah pedoman dalam menentukan pernikahan yang diyakini memiliki makna bagi kelangsungan rumah tangga.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Bugis Makassar /
Sejarah dan budaya
dengan judul "Kutika Bilangeng Duappulo". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://luyokita.blogspot.com/2014/08/kutika-bilangeng-duappulo.html.